Cari di Sini

Custom Search

pristiadi utomo yes

Selamat Datang

Selamat datang di blog Summit Club Semarang. We Mean Quality, itulah motto kami. Silakan bergabung menjadi komunitas Summit Club. Kontak ke 08157610939 atau 0246722607
Bravo Summit Club Community


Thursday, February 26, 2009

istriku menulis di masa lalu (2)

Bayi Kecilku

Alhamdulillah …

Akhirnya bayi kecilku lahir juga …

Rabu malam, tanggal 26 Januari 2005, pukul 19.40

Rasa sakit yang luar biasa waktu melahirkannya …

Menjadi terasa tiada berarti setiap kali menatap wajah mungilnya …

Bayiku lucu sekali … imut sekali … manis sekali …

Dia segalanya bagiku …

Dia dan suamiku …

Dua orang yang paling berarti dalam hidupku …

Mereka orang-orang yang paling kukasihi …

Muhammad Hafidz Pristiatama Nugraha

Itu nama bayi kecilku …

Harapan untuknya agar menjadi orang yang dapat dipercaya …

Menjadi orang yang memahami dan mengamalkan ayat-ayat

Allah …

Pristiatama Nugraha artinya anugerah yang diberikan kepada

Pristiadi Utomo, papanya …

Selasa, 1 Februari 2005

Pk. 15.23

Di tengah kebahagiaan yang sedang kurasakan …

Allah memberiku cobaan yang rasanya sangat berat .

Siang tadi, ada SMS dari Pak Dwi Sumarno,

teman guru suamiku …

Katanya, semester ini Mas Tommy tidak diberi jam mengajar …

Dan berkas mutasinya dikembalikan oleh Dinas Pendidikan Kab. Purbalingga …

Saya belum tau apa artinya semua itu …

Sakit rasanya membayangkan bahwa itu berarti sesuatu yang buruk …

Dan lebih sakit rasanya waktu kulihat

wajah mungil bayi kecilku …

Dan lebih sakit rasanya tiap kali terbayang wajah penuh beban suamiku ketika ia sedang tidur lelap …

Di saat sedang tidurpun terlihat jelas garis-garis wajahnya yang terasa menanggung beban yang sangat berat …

Dia orang tersabar yang pernah kukenal …

Dia orang terbaik yang pernah kukenal …

Dia orang terkokoh yang pernah kukenal …

Dia segalanya bagiku …

Dia yang menjadi kekuatan bagiku …

Entah apa jadinya kalau terjadi sesuatu padanya …

Kalau dia tidak dapat lagi menahan beban yang harus ditanggungnya …

Ya Allah …

Semoga ini bukan sesuatu yang buruk untuk kami …

Semoga Engkau memolong kami …

Semoga Engkau segera mengangkat beban berat dari pundak kami …

Amin ya Rabbal Alamin …

Tak ada kata yang tepat, yang dapat menjelaskan bagaimana suamiku …

Rasanya sebaik-baik sifat seseorang … semua ada padanya …

Aku mencintainya …

Aku menyayanginya…

Aku mengasihinya …

Rasanya Allah benar-benar menyayangiku karena telah menganugerahi suami sebaik dia …

Dan rasanya Allah benar-benar menyayangi kami karena sekarang di tengah-tengah kami telah hadir seorang bayi mungil …

Yang menjadi pelipur lara bagi kami …

Yang menjadi semangat bagi kami untuk terus berusaha membahagiakannya dan mencukupi segala kebutuhannya …

Selasa, 1 Februari 2005

Pk. 20.26

Aku memohon pada Allah agar segera mendatangkan jodoh bagiku …

Di saat yang tidak disangka-sangka … Allah mempertemukan aku dengan Pristiadi Utomo, orang yang sekarang menjadi suamiku …

Aku memohon pada Allah agar diberi suami yang baik dan bertanggung jawab …

Ternyata Allah memberiku seorang suami … orang terbaik yang pernah kukenal selama hidupku …

Aku pernah berdoa agar suatu saat memiliki rumah kecil tempatku berteduh …

Dan saat ini aku berada di dalam rumah mungil dan teduh hasil keringat suamiku …

Kami terus memohon agar dikaruniai keturunan …

Tepat pada waktunya … aku positif hamil …

Rasanya tidak sabar menunggu kelahiran bayi kami …

Ternyata tanpa terasa saat ini sudah ada bayi mungil

ditengah-tengah kami …

Kami sangat mengharapkan bayi pertama kami seorang bayi

laki-laki …

Allah kabulkan permohonan kami …

Kesulitan demi kesulitan yang sering kami hadapi …

Tapi sampai sejauh ini kami masil selalu mendapatkan pertolongan dari-Nya …

Dan sekarang …

Masalah mutasi Mas Tommy …

Benar-benar menjadi beban terberat kami saat ini …

Di saat aku merasa sudah berada di ambang rasa putus asa …

Akankah Allah segera menolong kami …

Memberi kebahagiaan terbesar bagi kami …

Mempersatukan kami sebagai satu keluarga yang utuh …

Satu keluarga yang lengkap …

Setelah kelahiran bayi kami …

Tidak tega rasanya melihat bayi mungil itu ditinggal oleh papanya untuk mencari nafkah di kota lain yang sangat jauh …

Tidak tega rasanya melepas suami untuk bekerja keras, membanting tulang, memeras keringat di tempat yang sangat jauh … dan jauh dari keluarga … dari bayi kecilnya …

Tidak kuat rasanya berada di dalam rumah dimana tidak ada kehadiran orang yang menjadi sumber kekuatan dan kebahagiaan bagi hidupnya …

Ya Allah … tolonglah kami … seperti Engkau selama ini telah menolong dan mengabulkan doa-doa kami …

Selama ini kami terus berharap Kau persatukan keluarga kami …

Terutama setelah kehadiran bayi kami …

Kumohon … kabulkanlah doa kami ini …

Semoga berita dari Pak Dwi Sumarno itu bukan sesuatu yang buruk bagi keluarga kami …

Kabulkan doa kami, ya Allah …

Amin ya Rabbal Alamin .

Rabu, 2 Februari 2005

Pk. 16.45

Suamiku …

Proses kelahiran bayi imutku …semakin memperdalam rasa sayangku pada sosok suamiku …

Kesabarannya … perhatiannya … dan tanggung jawabnya selama proses kelahiran itu telah menguras banyak air mataku sampai dengan saat aku menulis ini …

Kalau saja aku mampu … ingin rasanya mengurangi berat beban yang ditanggungnya …

Melihatnya tidur … melihatnya berangkat ngelesi … membayangkannya harus berangkat ke Purbalingga tanpa bisa mengantarnya lagi … membuat dada ini terasa sesak dan tak bisa menahan air mata yang langsung keluar dari mataku …

Tiap kali bayi kecilku menangis di saat papanya sedang berangkat bekerja … membuat hatiku cemas dan khawatir terjadi sesuatu pada suamiku …

Rasanya tersiksa sekali …

Tapi begitu suara motor suamiku terdengar memasuki rumah … perasaan lega langsung terasa .

Begitu melihat wajah suamiku ketika kubuka pintu … menimbulkan rasa bahagia di hati ini …

Melihatnya menyapa bayinya … mengajak berbicara bayinya …

Melihatnya bahagia … membuatku merasa sangat bahagia karena telah melahirkan bayi mungilnya …

Aku terus memohon pada Allah agar segera mempersatukan kami di rumah ini …

Berharap dia segera pindah dari Purbalingga sehingga dia tidak perlu lagi menghabiskan waktu, tenaga dan pikirannya di perjalanan Pbg – Smg …

Dengan begitu damai rasanya hati ini …

Ya Allah bantu aku untuk terus menyayangi suamiku …

Bantu aku untuk terus mengasihi suamiku …

Apa pun akan kulakukan asalkan kami bisa segera bersatu di rumah ini …

Tolonglah kami ya Allah …

Jumat, 4 Februari 2005

Pk. 17.21

Entah kenapa rasa sakit itu terasa semakin dalam dan dalam …

Setiap kali suamiku harus pergi meninggalkan rumah, walau itu untuk bekerja …

Rasanya setiap detik yang kulalui sangat berharga untuk dilewatkan tanpa bisa melihat wajah teduh suamiku …

Kehadiran bayi kecilku … membuatku menjadi semakin cengeng dan tak bisa menerima kenyataan bahwa tak mungkin suamiku bisa selalu berada di sisiku setiap saat …

Itu sebabnya setiap kali melihat suamiku keluar meninggalkan rumah dadaku langsung terasa sesak dan tak bisa menahan tangisku …

Dan rasa lega selalu terasa tiap kali kudengar suara motor suamiku memasuki halaman rumahku …

Entahlah …

Mungkin karena setiap detik yang akan kulewati selalu ditakuti perasaan bahwa suamiku masih harus kembali ke Purbalingga meninggalkan aku dan bayi kecilku berdua di rumah …

Rasa sakit juga selalu terasa tiap kali mengingat bayiku harus ditinggalkan papanya itu …

Kehadiran bayi kecilku justru membuatku merasa kesepian di saat suamiku tidak di rumah …

Tapi sebaliknya … pada saat suamiku ada di rumah, hanya kebahagiaan dan kegembiaraan yang kurasakan …

Rasanya dunia hanya milik kami bertiga …

Rasanya keberadaan kami sudah lengkap dan tidak membutuhkan orang lain lagi …

Rasanya tak ingin ada orang lain yang mengusik kebahagiaan kami itu …

Ya Allah …

Satukan kami dalam sebuah keluarga …

Kumohon pada-Mu ya Allah …

Amin ya Rabbal Alamin …

Senin, 7 Februari 2005

Pk. 18.05

Rasa sakit itu kembali terasa … setelah beberapa hari ini aku merasakan kebahagiaan karena suamiku menemani aku dan bayi kecilku …

Nanti malam … suamiku harus ke Purbalingga …

Rasanya sakit … rasanya tak tega … harus melihatnya keluar meninggalkan pintu rumah di tengah malam … berjalan kaki menuju jalan raya … menunggu kendaraan yang akan membawanya sampai ke Milo … dan masih harus memulai perjalanan ke Purbalingga dengan bis malam …

Rasanya sedih karena tak bisa lagi mengantarnya sampai ke Milo, karena sekarang ada bayi kecilku yang tak bisa kutinggalkan walau sesaat …

Entah apa yang bisa menghibur kesedihan hatiku sekarang ini …

Melakukan banyak hal tetap akan mengingatkanku pada suamiku karena selama ini kami selalu melakukan banyak hal bersama-sama …

Menatap bayi mungilku malah akan menambah rasa sedihku karena kasihan melihat makhluk sekecil itu harus ditinggalkan oleh papanya …

Senin, 7 Februari 2005

Pk. 18.45

Di tengah kesedihanku ini … aku bersyukur karena hari ulang tahun pernikahan kami, tanggal 9 Februari, jatuh pada tanggal merah …

Itu artinya kami bisa memperingatinya bersama-sama, lengkap dengan buah hati kami …

Ya Allah, semoga Engkau benar-benar segera mempersatukan kami …

Kumohon pada-Mu ya Allah …

Kumohon kebahagiaan itu …

Amin ya Rabbal Alamin …

Minggu, 13 Februari 2005

Pk. 19.14

Tanpa terasa 17 hari sudah bayi kecilku mengisi hari-hariku …

Membuatku tak bosan-bosan menatapnya sepanjang siang saat dia terlelap tidur …

Menyibukkan malam-malamku dengan tangisannya …

Dengan pandangan mata mungilnya yang sering terjaga di malam hari …

Sangat melelahkan …

Tapi begitu melihat wajah mungilnya …

Begitu mendengar suara tangisnya …

Rasanya rela melakukan apa saja untuk bayi kecilku …

Ya Allah …

Alhamdulillah Engkau telah mengaruniai aku seorang bayi mungil yang cantik … yang menjadi pelipur lara bagiku … dan bagi suamiku …

Selasa, 15 Februari 2005

Pk. 09.12

Akhirnya mas Tomy benar-benar berangkat ke Purbalingga, setelah berkali-kali membatalkan keberangkatannya …

Rasanya sangat berat melihatnya berjalan kaki meninggalkan rumah di tengah malam … disaat orang-orang sedang terlelap tidur … meninggalkan istri dan bayi mungilnya …

Kuakui dan kukagumi ketegaran hati suamiku dalam menjalani ketentuan yang diberikan Allah padanya …

Semoga Allah selalu menyayanginya … menolongnya … memberinya kekuatan lahir dan batin dalam menjalani hidup ini … dan selalu memberi kemudahan dalam setiap kesulitan yang dihadapinya … Amin …

Aku hanya bisa berharap dan berdoa semoga kami segera dipersatukan …

Ya Allah … cobaan yang Kau berikan pada kami terasa sangat berat …

Kumohon kekuatan lahir, batin dan iman kami ya Allah …

Kumohon agar kebahagiaan itu segera datang …

Semoga keberangkatan suamiku ke Purbalingga kali ini membawa kebaikan bagi keluarga kami … Amin …

Selasa, 15 Februari 2005

Pk. 12.43

Seperti dugaanku …

Kepergian mas Tomy ke Purbalingga membuat rasa sepi di rumah ini …

Sekalipun waktu di Semarang mas Tomy lebih banyak berada di luar rumah untuk ngelesi … tapi ada rasa tenang karena nanti malam mas Tomy akan pulang ke rumah … dan kami akan berkumpul bersama lagi dengan bayi mungil kami …

Tapi sekarang … hari rasanya panjang sekali … dan waktu rasanya berjalan lambat sekali …

Ya Allah … tolonglah kami …

Entah apa yang sedang dikerjakan mas Tomy sekarang …

Mungkin saat ini dia sedang berada di sekolah …

Mengambil gaji …

Merevisi berkas mutasi …

Minta tanda tangan Pak Suhan …

Menyerahkan kembali berkas itu ke Diknas …

Mengatur segala sesuatu berkaitan dengan keberadaan dia di sekolah, karena dia sekarang sudah tidak mempunyai kewajiban mengajar …

Mungkin dia baru bisa ke Semarang lagi besok Rabu …

Tapi nggak apa …

Karena dia juga butuh istirahat …

Supaya dia tidak sakit karena kecapekan …

Sekarang tinggal saya yang harus menata hati …

Menguatkan hati …

Bersabar dengan kenyataan ini …

Menerima keadaan yang diberikan oleh Allah untuk saat ini …

Tapi pasti …

Akan tiba waktunya Allah mempersatukan kami kembali …

Di rumah ini …

Dan semoga saat itu segera datang …

Amin ya Rabbal Alamin …

Senin, 21 Februari 2005

Pk. 19.07

Akhirnya aku benar-benar merasakan menjadi seorang ibu …

Ketika ada wajah mungil yang setiap saat bisa kuciumi …

Ketika ada wajah mungil yang setiap saat bisa kupandangi …

Ketika ada suara tangisnya yang minta diganti popoknya karena pipis …

Ketika ada suara tangisnya saat dia merasa haus dan lapar …

Ketika ada suara tangisnya saat dia minta digendong dalam pelukanku …

Ketika ada suara tangisnya kalau terlalu lama kutinggalkan …

Dan aku benar-benar merasakan menjadi seorang ibu …

Ketika ada sepasang mata mungil yang terus menatapku saat dia berada dalam pelukanku …

Aku bersyukur dan terus bersyukur setiap kali menyadari bahwa aku telah dikaruniai seorang bayi mungil …

Yang telah lama kunantikan …

Sabtu, 5 Maret 2005

Pk. 15.34

Alhamdulillah …

Selapanan bayi mungilku sudah dapat dilaksanakan hari Kamis tanggal 3 Maret kemarin …

Walaupun sangat sederhana … dan tanpa ada acara pengajian ataupun tazmiyah… tapi niat utamanya Insya Allah sudah terlaksana …

Memang ada rasa kecewa karena tidak bisa memberikan yang lebih baik dan sempurna lagi untuk bayi kecilku itu …

Tapi itu sudah yang terbaik yang bisa kami berikan untuknya untuk saat ini …

Mudah-mudahan Mas Hafidz-ku bisa menerimanya dengan hati lapang …

Dan mudah-mudahan kami bisa secepatnya melaksanakan niat aqiqah untuk Mas Hafidz-ku …

Semoga Allah melimpahkan rizki yang halal dan thoyibah untuk kami melaksanakan hajat kami … Amin …

Bersambung. . . .

No comments:

Blog Archive