istriku menulis di masa lalu (2)
Bayi Kecilku
Alhamdulillah …
Akhirnya bayi kecilku lahir juga …
Rabu malam, tanggal 26 Januari 2005, pukul 19.40
Rasa sakit yang luar biasa waktu melahirkannya …
Menjadi terasa tiada berarti setiap kali menatap wajah mungilnya …
Bayiku lucu sekali … imut sekali … manis sekali …
Dia segalanya bagiku …
Dia dan suamiku …
Dua orang yang paling berarti dalam hidupku …
Mereka orang-orang yang paling kukasihi …
Muhammad Hafidz Pristiatama Nugraha
Itu nama bayi kecilku …
Harapan untuknya agar menjadi orang yang dapat dipercaya …
Menjadi orang yang memahami dan mengamalkan ayat-ayat
Allah …
Pristiatama Nugraha artinya anugerah yang diberikan kepada
Pristiadi Utomo, papanya …
Selasa, 1 Februari 2005
Pk. 15.23
Di tengah kebahagiaan yang sedang kurasakan …
Allah memberiku cobaan yang rasanya sangat berat .
Siang tadi, ada SMS dari Pak Dwi Sumarno,
teman guru suamiku …
Katanya, semester ini Mas Tommy tidak diberi jam mengajar …
Dan berkas mutasinya dikembalikan oleh Dinas Pendidikan Kab. Purbalingga …
Saya belum tau apa artinya semua itu …
Sakit rasanya membayangkan bahwa itu berarti sesuatu yang buruk …
Dan lebih sakit rasanya waktu kulihat
wajah mungil bayi kecilku …
Dan lebih sakit rasanya tiap kali terbayang wajah penuh beban suamiku ketika ia sedang tidur lelap …
Di saat sedang tidurpun terlihat jelas garis-garis wajahnya yang terasa menanggung beban yang sangat berat …
Dia orang tersabar yang pernah kukenal …
Dia orang terbaik yang pernah kukenal …
Dia orang terkokoh yang pernah kukenal …
Dia segalanya bagiku …
Dia yang menjadi kekuatan bagiku …
Entah apa jadinya kalau terjadi sesuatu padanya …
Kalau dia tidak dapat lagi menahan beban yang harus ditanggungnya …
Ya Allah …
Semoga ini bukan sesuatu yang buruk untuk kami …
Semoga Engkau memolong kami …
Semoga Engkau segera mengangkat beban berat dari pundak kami …
Amin ya Rabbal Alamin …
Tak ada kata yang tepat, yang dapat menjelaskan bagaimana suamiku …
Rasanya sebaik-baik sifat seseorang … semua ada padanya …
Aku mencintainya …
Aku menyayanginya…
Aku mengasihinya …
Rasanya Allah benar-benar menyayangiku karena telah menganugerahi suami sebaik dia …
Dan rasanya Allah benar-benar menyayangi kami karena sekarang di tengah-tengah kami telah hadir seorang bayi mungil …
Yang menjadi pelipur lara bagi kami …
Yang menjadi semangat bagi kami untuk terus berusaha membahagiakannya dan mencukupi segala kebutuhannya …
Selasa, 1 Februari 2005
Pk. 20.26
Aku memohon pada Allah agar segera mendatangkan jodoh bagiku …
Di saat yang tidak disangka-sangka … Allah mempertemukan aku dengan Pristiadi Utomo, orang yang sekarang menjadi suamiku …
Aku memohon pada Allah agar diberi suami yang baik dan bertanggung jawab …
Ternyata Allah memberiku seorang suami … orang terbaik yang pernah kukenal selama hidupku …
Aku pernah berdoa agar suatu saat memiliki rumah kecil tempatku berteduh …
Dan saat ini aku berada di dalam rumah mungil dan teduh hasil keringat suamiku …
Kami terus memohon agar dikaruniai keturunan …
Tepat pada waktunya … aku positif hamil …
Rasanya tidak sabar menunggu kelahiran bayi kami …
Ternyata tanpa terasa saat ini sudah ada bayi mungil
ditengah-tengah kami …
Kami sangat mengharapkan bayi pertama kami seorang bayi
laki-laki …
Allah kabulkan permohonan kami …
Kesulitan demi kesulitan yang sering kami hadapi …
Tapi sampai sejauh ini kami masil selalu mendapatkan pertolongan dari-Nya …
Dan sekarang …
Masalah mutasi Mas Tommy …
Benar-benar menjadi beban terberat kami saat ini …
Di saat aku merasa sudah berada di ambang rasa putus asa …
Akankah Allah segera menolong kami …
Memberi kebahagiaan terbesar bagi kami …
Mempersatukan kami sebagai satu keluarga yang utuh …
Satu keluarga yang lengkap …
Setelah kelahiran bayi kami …
Tidak tega rasanya melihat bayi mungil itu ditinggal oleh papanya untuk mencari nafkah di kota lain yang sangat jauh …
Tidak tega rasanya melepas suami untuk bekerja keras, membanting tulang, memeras keringat di tempat yang sangat jauh … dan jauh dari keluarga … dari bayi kecilnya …
Tidak kuat rasanya berada di dalam rumah dimana tidak ada kehadiran orang yang menjadi sumber kekuatan dan kebahagiaan bagi hidupnya …
Ya Allah … tolonglah kami … seperti Engkau selama ini telah menolong dan mengabulkan doa-doa kami …
Selama ini kami terus berharap Kau persatukan keluarga kami …
Terutama setelah kehadiran bayi kami …
Kumohon … kabulkanlah doa kami ini …
Semoga berita dari Pak Dwi Sumarno itu bukan sesuatu yang buruk bagi keluarga kami …
Kabulkan doa kami, ya Allah …
Amin ya Rabbal Alamin .
Rabu, 2 Februari 2005
Pk. 16.45
Suamiku …
Proses kelahiran bayi imutku …semakin memperdalam rasa sayangku pada sosok suamiku …
Kesabarannya … perhatiannya … dan tanggung jawabnya selama proses kelahiran itu telah menguras banyak air mataku sampai dengan saat aku menulis ini …
Kalau saja aku mampu … ingin rasanya mengurangi berat beban yang ditanggungnya …
Melihatnya tidur … melihatnya berangkat ngelesi … membayangkannya harus berangkat ke Purbalingga tanpa bisa mengantarnya lagi … membuat dada ini terasa sesak dan tak bisa menahan air mata yang langsung keluar dari mataku …
Tiap kali bayi kecilku menangis di saat papanya sedang berangkat bekerja … membuat hatiku cemas dan khawatir terjadi sesuatu pada suamiku …
Rasanya tersiksa sekali …
Tapi begitu suara motor suamiku terdengar memasuki rumah … perasaan lega langsung terasa .
Begitu melihat wajah suamiku ketika kubuka pintu … menimbulkan rasa bahagia di hati ini …
Melihatnya menyapa bayinya … mengajak berbicara bayinya …
Melihatnya bahagia … membuatku merasa sangat bahagia karena telah melahirkan bayi mungilnya …
Aku terus memohon pada Allah agar segera mempersatukan kami di rumah ini …
Berharap dia segera pindah dari Purbalingga sehingga dia tidak perlu lagi menghabiskan waktu, tenaga dan pikirannya di perjalanan Pbg – Smg …
Dengan begitu damai rasanya hati ini …
Ya Allah bantu aku untuk terus menyayangi suamiku …
Bantu aku untuk terus mengasihi suamiku …
Apa pun akan kulakukan asalkan kami bisa segera bersatu di rumah ini …
Tolonglah kami ya Allah …
Jumat, 4 Februari 2005
Pk. 17.21
Entah kenapa rasa sakit itu terasa semakin dalam dan dalam …
Setiap kali suamiku harus pergi meninggalkan rumah, walau itu untuk bekerja …
Rasanya setiap detik yang kulalui sangat berharga untuk dilewatkan tanpa bisa melihat wajah teduh suamiku …
Kehadiran bayi kecilku … membuatku menjadi semakin cengeng dan tak bisa menerima kenyataan bahwa tak mungkin suamiku bisa selalu berada di sisiku setiap saat …
Itu sebabnya setiap kali melihat suamiku keluar meninggalkan rumah dadaku langsung terasa sesak dan tak bisa menahan tangisku …
Dan rasa lega selalu terasa tiap kali kudengar suara motor suamiku memasuki halaman rumahku …
Entahlah …
Mungkin karena setiap detik yang akan kulewati selalu ditakuti perasaan bahwa suamiku masih harus kembali ke Purbalingga meninggalkan aku dan bayi kecilku berdua di rumah …
Rasa sakit juga selalu terasa tiap kali mengingat bayiku harus ditinggalkan papanya itu …
Kehadiran bayi kecilku justru membuatku merasa kesepian di saat suamiku tidak di rumah …
Tapi sebaliknya … pada saat suamiku ada di rumah, hanya kebahagiaan dan kegembiaraan yang kurasakan …
Rasanya dunia hanya milik kami bertiga …
Rasanya keberadaan kami sudah lengkap dan tidak membutuhkan orang lain lagi …
Rasanya tak ingin ada orang lain yang mengusik kebahagiaan kami itu …
Ya Allah …
Satukan kami dalam sebuah keluarga …
Kumohon pada-Mu ya Allah …
Amin ya Rabbal Alamin …
Senin, 7 Februari 2005
Pk. 18.05
Rasa sakit itu kembali terasa … setelah beberapa hari ini aku merasakan kebahagiaan karena suamiku menemani aku dan bayi kecilku …
Nanti malam … suamiku harus ke Purbalingga …
Rasanya sakit … rasanya tak tega … harus melihatnya keluar meninggalkan pintu rumah di tengah malam … berjalan kaki menuju jalan raya … menunggu kendaraan yang akan membawanya sampai ke Milo … dan masih harus memulai perjalanan ke Purbalingga dengan bis malam …
Rasanya sedih karena tak bisa lagi mengantarnya sampai ke Milo, karena sekarang ada bayi kecilku yang tak bisa kutinggalkan walau sesaat …
Entah apa yang bisa menghibur kesedihan hatiku sekarang ini …
Melakukan banyak hal tetap akan mengingatkanku pada suamiku karena selama ini kami selalu melakukan banyak hal bersama-sama …
Menatap bayi mungilku malah akan menambah rasa sedihku karena kasihan melihat makhluk sekecil itu harus ditinggalkan oleh papanya …
Senin, 7 Februari 2005
Pk. 18.45
Di tengah kesedihanku ini … aku bersyukur karena hari ulang tahun pernikahan kami, tanggal 9 Februari, jatuh pada tanggal merah …
Itu artinya kami bisa memperingatinya bersama-sama, lengkap dengan buah hati kami …
Ya Allah, semoga Engkau benar-benar segera mempersatukan kami …
Kumohon pada-Mu ya Allah …
Kumohon kebahagiaan itu …
Amin ya Rabbal Alamin …
Minggu, 13 Februari 2005
Pk. 19.14
Tanpa terasa 17 hari sudah bayi kecilku mengisi hari-hariku …
Membuatku tak bosan-bosan menatapnya sepanjang siang saat dia terlelap tidur …
Menyibukkan malam-malamku dengan tangisannya …
Dengan pandangan mata mungilnya yang sering terjaga di malam hari …
Sangat melelahkan …
Tapi begitu melihat wajah mungilnya …
Begitu mendengar suara tangisnya …
Rasanya rela melakukan apa saja untuk bayi kecilku …
Ya Allah …
Alhamdulillah Engkau telah mengaruniai aku seorang bayi mungil yang cantik … yang menjadi pelipur lara bagiku … dan bagi suamiku …
Selasa, 15 Februari 2005
Pk. 09.12
Akhirnya mas Tomy benar-benar berangkat ke Purbalingga, setelah berkali-kali membatalkan keberangkatannya …
Rasanya sangat berat melihatnya berjalan kaki meninggalkan rumah di tengah malam … disaat orang-orang sedang terlelap tidur … meninggalkan istri dan bayi mungilnya …
Kuakui dan kukagumi ketegaran hati suamiku dalam menjalani ketentuan yang diberikan Allah padanya …
Semoga Allah selalu menyayanginya … menolongnya … memberinya kekuatan lahir dan batin dalam menjalani hidup ini … dan selalu memberi kemudahan dalam setiap kesulitan yang dihadapinya … Amin …
Aku hanya bisa berharap dan berdoa semoga kami segera dipersatukan …
Ya Allah … cobaan yang Kau berikan pada kami terasa sangat berat …
Kumohon kekuatan lahir, batin dan iman kami ya Allah …
Kumohon agar kebahagiaan itu segera datang …
Semoga keberangkatan suamiku ke Purbalingga kali ini membawa kebaikan bagi keluarga kami … Amin …
Selasa, 15 Februari 2005
Pk. 12.43
Seperti dugaanku …
Kepergian mas Tomy ke Purbalingga membuat rasa sepi di rumah ini …
Sekalipun waktu di Semarang mas Tomy lebih banyak berada di luar rumah untuk ngelesi … tapi ada rasa tenang karena nanti malam mas Tomy akan pulang ke rumah … dan kami akan berkumpul bersama lagi dengan bayi mungil kami …
Tapi sekarang … hari rasanya panjang sekali … dan waktu rasanya berjalan lambat sekali …
Ya Allah … tolonglah kami …
Entah apa yang sedang dikerjakan mas Tomy sekarang …
Mungkin saat ini dia sedang berada di sekolah …
Mengambil gaji …
Merevisi berkas mutasi …
Minta tanda tangan Pak Suhan …
Menyerahkan kembali berkas itu ke Diknas …
Mengatur segala sesuatu berkaitan dengan keberadaan dia di sekolah, karena dia sekarang sudah tidak mempunyai kewajiban mengajar …
Mungkin dia baru bisa ke Semarang lagi besok Rabu …
Tapi nggak apa …
Karena dia juga butuh istirahat …
Supaya dia tidak sakit karena kecapekan …
Sekarang tinggal saya yang harus menata hati …
Menguatkan hati …
Bersabar dengan kenyataan ini …
Menerima keadaan yang diberikan oleh Allah untuk saat ini …
Tapi pasti …
Akan tiba waktunya Allah mempersatukan kami kembali …
Di rumah ini …
Dan semoga saat itu segera datang …
Amin ya Rabbal Alamin …
Senin, 21 Februari 2005
Pk. 19.07
Akhirnya aku benar-benar merasakan menjadi seorang ibu …
Ketika ada wajah mungil yang setiap saat bisa kuciumi …
Ketika ada wajah mungil yang setiap saat bisa kupandangi …
Ketika ada suara tangisnya yang minta diganti popoknya karena pipis …
Ketika ada suara tangisnya saat dia merasa haus dan lapar …
Ketika ada suara tangisnya saat dia minta digendong dalam pelukanku …
Ketika ada suara tangisnya kalau terlalu lama kutinggalkan …
Dan aku benar-benar merasakan menjadi seorang ibu …
Ketika ada sepasang mata mungil yang terus menatapku saat dia berada dalam pelukanku …
Aku bersyukur dan terus bersyukur setiap kali menyadari bahwa aku telah dikaruniai seorang bayi mungil …
Yang telah lama kunantikan …
Sabtu, 5 Maret 2005
Pk. 15.34
Alhamdulillah …
Selapanan bayi mungilku sudah dapat dilaksanakan hari Kamis tanggal 3 Maret kemarin …
Walaupun sangat sederhana … dan tanpa ada acara pengajian ataupun tazmiyah… tapi niat utamanya Insya Allah sudah terlaksana …
Memang ada rasa kecewa karena tidak bisa memberikan yang lebih baik dan sempurna lagi untuk bayi kecilku itu …
Tapi itu sudah yang terbaik yang bisa kami berikan untuknya untuk saat ini …
Mudah-mudahan Mas Hafidz-ku bisa menerimanya dengan hati lapang …
Dan mudah-mudahan kami bisa secepatnya melaksanakan niat aqiqah untuk Mas Hafidz-ku …
Semoga Allah melimpahkan rizki yang halal dan thoyibah untuk kami melaksanakan hajat kami … Amin …
Bersambung. . . .
No comments:
Post a Comment